PENDIDIKAN SEBAGAI PILAR KETAHANAN BANGSA

Anggota MPR RI, Moh Arwani Thomafi (Gus Aang) menekankan pentingnya memperkuat pendidikan di negeri ini. Itu sebagai salah satu pilar ketahanan bangsa dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN (MEA). ’’Generasi bangsa ini perlu dibekali pendidikan yang menyandingkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta agama. Di bidang umum, teknologi informasi dan komunikasi harus menjadi perhatian utama karena selama ini dikuasai orang asing,’’ ujarnya saat menyampaikan sosialisasi empat pilar kebangsaan di Pondok Pesantren AL-IKHLAS Desa Gajahmati, Kecamatan Pati Kota, Pati, barubaru ini. 

Menurutnya, pendidikan menjadi unsur penting dalam memperkuat fondasi ketahanan bangsa dari segala bidang. Terlebih ancaman dari bidang budaya yang memanfaatkan teknologi informasi. ’’Internet dan televisi, baik yang tidak berbayar maupun berbayar kini content-nya banyak yang tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia. Karena yang dikejar hanya untung (capital), berbeda dengan pancasila yang mengedepankan sisi agama, demokrasi, persatuan, dan keadilan sosial,’’ katanya di hadapan tokoh agama dan pendidikan yang menjadi peserta sosialisasi. 

Anggota MPR asal Rembang ini mengajak semua pihak untuk saling merekatkan dan bersinergi dalam meneguhkan pendidikan yang berkemajuan yang sejalan dengan akhlakul karimah. Semuanya tanpa meninggalkan pedoman Pancasila sebagai dasar negara. ’’Ideologi Pancasila sebagai dasar negara tidak perlu diperdebatkan lagi, itu sudah final. Istilahnya di Indonesia ini PBNU, yakni Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, Nusantara, dan UUD 1945,’’ tandasnya. 

Keempat unsur tersebut tidak perlu diperdebatkan lagi. Ideologi Pancasila dan UUD 1945 menjadi dasar negara dan sumber dari segala hukum. Bhineka tunggal ika merupakan pemersatu bangsa yang beragam latar belakang agama, suku, dan segenap perbedaan. Karenanya, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) juga harus dijaga sampai kapan pun.


Sekolah Lima Hari 

Dalam kesempatan itu, Gus Aang juga menyentil tentang kebijakan sekolah lima hari yang diambil Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Dia dengan tegas menyatakan, menolak kebijakan tersebut. ’’Gubernur Jawa Tengah tidak perlu capai-capai bikin kebijakan seperti itu. Mending konsentrasi pada peningkatan mutu pendidikan dan memfasilitasinya,’’ katanya. Arwani menjelaskan, penerapan sekolah lima hari yang membawa konsekuensi kegiatan belajar mengajar berlangsung sampai sore setiap harinya, akan memberangus lembaga pendidikan agama, seperti TPQ dan Madrasah Diniyah (Madin). Di Jateng, kedua lembaga pendidikan itu mayoritas melangsungkan kegiatan belajar mengajar pada sore hari. ’’Saya tidak setuju sekolah lima hari. Saya sarankan untuk ditolak saja secara bersama-sama karena justru akan mengganggu pendidikan agama dan moral yang selama ini telah berjalan baik di masyarakat,’’ tandasnya.(H49-36)

Source: SuaraMerdeka


-------------------------------------------------
PENDAFTARAN SANTRI BARU
PONDOK PESANTREN AL-IKHLAS 
PATI KOTA
-------------------------------------------------
KLIK 👇 DI SINI
*Alasan Nyantri - Prosedur - Administrasi
--------------------------------------------




PENDIDIKAN SEBAGAI PILAR KETAHANAN BANGSA PENDIDIKAN SEBAGAI PILAR KETAHANAN BANGSA Reviewed by Unknown on 08.04 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.