FIQIH MEDIA SOSIAL

Oleh: Enjang Burhanudin Yusuf*

A. Muqaddimah 

Media sosial menjadi kebutuhan tak terbantahkan karena manusia memang makhuk sosial. Secara psikologis manusia pasti membutuhkan orang lain.

إقرأ باسم ربك الذي خلق، خلق الإنسان من علق

Dalam proses interaksi inilah lalu nanti ada norma yang menjadi aturan bersama. Hanya saja dalam media sosial aturan ini menjadi bias maka penting untuk lalu kita memiliki aturan agar kita tidak terlarut dalam kesalahan yang terus menerus. Lalu muncul psikologi internet yang diungkapkan dalam kalimat: Aku berbagi maka aku ada (I share, therefore I am). 

Pernyataan itu sebenarnya merupakan plesetan dari pernyataan terkenal filusuf Descartes yang berbunyi: “Aku berfikir, maka aku ada”. Pernyataan ini digunakan oleh Sherly Turkle, ahli Psikologi dan peneliti Internet, untuk menyebutkan kondisi orang pada zaman maraknya Media Sosial seperti belakangan ini Sebuah data tentang penggunaan perangkat digital sangat mencengangkan. 

HP di China 574 juta jiwa. Pengguna Internet aktif tahun 2016 adalah 132,7 juta user atau sekitar 51,5% padahal pada tahun 2014 sebesar 88,1 juta user, maka terjadi kenaikkan sebesar 44,6 juta. Dengan data penggunaan konten social media yang paling banyak dikujungi dalah Facebook sebesar 71,6 juta pengguna atau 54% dan urutan kedua adalah Instagram sebesar 19,9 juta pengguna atau 15%. Tahun 2014 saja pengguna HP 282 juta (padahal jumlah penduduknya hanya 251jt). 

B. Sikap kita saat menerima berita 

1. Tabayyun untuk memastikan kebenaran berita
 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَأٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ (الحجرات ؛ 6) 

Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. Al Hujurat: 6). Saat kita menemukan berita carilah pembanding berita lainnya sehingga kevalidan berita tersebut benar-benar bisa dipertanggungjawabkan 

2. Tidak langsung percaya dan membenarkan karena bisa jadi apa yang kita baca adalah berita yang tidak benar. Karena banyak sekali berita hoax yang bahkan itu diproduksi oleh orang-orang tertentu untu mempengaruhi orang-orang labil. Karena hi-Tech tidak diikuti Hi-Taught. Budaya baca kita rendah tapi sudah memegang teknologi tinggi. Jangan mudah terpengaruh dan langsung menggunakan pendekatan praduga tak bersalah atau undzur ma qaala walaa tandzur man qaala, kaidah ini tidak berlaku dalam lingkup media sosial kita harus memakai kaidah praduga bersalah. 

3. Jangan jadikan medsos sebagai sumber pengetahuan agama kecuali benar-benar dari sumber orang yang terpercaya kealimannya
 عن محمد بن سيرين قال: إن هذا العلم دين، فانظروا عمن تأخذون دينكم (رواه مسلم ) 

C. Sikap saat bertemu dengan orang yang berbeda pandangan 

Di media sosial orang sangat mungkin mengungkapkan sesuatu yang tidak mungkin dia ungkapkan saat bertemu langsung karena di medsos dia lebih bebas berekspresi dan mengungkapkan ide, gagasan dan pendapatnya. 

1. Pandai-pandai memilah jenis manusia. Sebagaimana pendapat Khalil bin Ahmad al Farahidi

 وَقَالَ الْخَلِيْلُ بْنُ أَحْمَدَ : الرِّجَالُ أَرْبَعَةٌ رَجُلٌ يَدْرِيْ وَيَدْرِيْ أَنَّهُ يَدْرِيْ
 فَذَلِكَ عَالِمٌ فَاتَّبِعُوْهُ , وَرَجُلٌ يَدْرِيْ وَلاَيَدْرِيْ أَنَّهُ يَدْرِيْ فَذَلِكَ نَائِمٌ فَأَيْقِظُوْهُ, وَرَجُلٌ لاَيَدْرِيْ وَيَدْرِيْ أَنَّهُ لاَيَدْرِيْ فَذَلِكَ مُسْتَرْشِدٌ فَأَرْشِدُوْه وَرَجُلٌ لاَيَدْرِيْ وَلاَيَدْرِيْ أَنَّهُ لاَيَدْرِيْ فَذَلِكَ جَاهِلٌ فَارْفَضُوْهُ 

Al-Kholil bin Ahmad menyatakan manusia dibagi empat golongan; 

1) Orang yang tahu, dan tahu bahwa ia tahu. Ia adalah orang yang alim, maka ikutilah! 

2) Orang yang tahu, namun tidak tahu bahwa ia tahu. Ia adalah orang yang tertidur, maka bangunkanlah! 

3) Orang yang tidak tahu, dan tahu bahwa ia tidak tahu. Ia adalah orang yang mencari petunjuk, maka ajarilah! 

4) Orang yang tidak tahu, namun tidak tahu bahwa ia tidak tahu. Ia adalah orang bodoh, maka jauhilah! (Ihya Ulumiddin Juz I hlm 80, Dar al-fikr) 

2. Hindari perdebatan karena itu dilarang agama

 مَا ضَلَّ قَوْمٌ بَعْدَ هُدًى كَانُوْا عَلَيْهِ إِلاَّ أُوْتُوْا الْجَدَلَ، ثُمَّ قَرَأَ : مَا ضَرَبُوْهُ لَكَ إِلاَّ جَدَلاً 

"Tidaklah sebuah kaum menjadi sesat setelah mereka dulunya berada di atas hidayah kecuali yang suka berdebat, kemudian beliau membaca (ayat) “Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja”

. وَلَا تُجَادِلُوا أَهْلَ الْكِتَابِ إِلَّا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ 

 "Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik”.
(QS. Al-‘Ankabut : 46)

 أَبْغَضُ الرِّجَالِ إِلَى اللَّهِ الأَلَدُّ الْخَصِمُ

“Orang yang paling dibenci oleh Allah adalah orang yang paling keras debatnya.”
(HR. Bukhari, no. 4523; Muslim, no. 2668) 

3. Bersikap baik dan bijaksana. 

Kadang kita tersulut emosi saat kita berinteraksi dimedia sosial, baik emosi positif maupun negatif. Usahakan tidak mengambil keputusan pada saat emosional karena keputusan yang diambil saat emosi sering kali tidak baik dan tidak bijak. 

D. Sikap dan etika terbaik dalam berinteraksi dengan orang lain di medsos 

1. Tetap mengedepankan akhlak interaksi dengan sesama manusia apalagi dengan saudara seiman jangan mudah terprovokasi dan emosi yang menyebabkan kita kadang kehilangan pertimbangan dengan akal sehat 

2. Saat menemukan hal yang tidak difahami tanyakan kepada ahlinya 

 إِذَا وُسِّدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ ؛ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ أخرجه البخاري ( 59، 6496 )، وأحمد ( 2/ 361 ) 

3. Tetap menjaga ukhuwah jangan mudah terpecah belah 

 وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ (آل عمران؛ 103)  

~wallahu a'lam bisshowaab~

*Khadim Ma’had Darussalam, Purwokerto


-------------------------------------------------
PENDAFTARAN SANTRI BARU
PONDOK PESANTREN AL-IKHLAS 
PATI KOTA
-------------------------------------------------
KLIK 👇 DI SINI
*Alasan Nyantri - Prosedur - Administrasi
--------------------------------------------




FIQIH MEDIA SOSIAL FIQIH MEDIA SOSIAL Reviewed by Unknown on 15.58 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.