Islam mengajarkan bahwa alam adalah fasilitas Allah (dalam bahasa al-Qur’an disebut taskhir)
kepada manusia untuk dimanfaatkan secara adil dan bertanggungjawab.
Dalam kajian ke-Islaman, kesadaran merawat lingkungan dalam Islam
sebenarnya tersebar dalam berbagai pembahasan seperti tata cara bersuci.
Salah satu prinsip yang digunakan adalah berhemat dalam menggunakan air
sebagai sumber kehidupan, sehingga dengan prinsip ini, maka membasuh
lebih dari tiga kali saat berwudhu dipandang makruh. Sayangnya norma
dan etika Islam yang ramah lingkungan ini belum menjadi bagian
kesadaran sehingga masih banyak terjadi kejahatan
lingkungan:pengabaian, eksploitasi, monopoli dan perusakan.
Membicarakan kejahatan lingkungan,
perempuan sangat rentan terhadap dampak kejahatan lingkungan ini. Jika
udara tercemar karena asap rokok, maka perempuan terganggu kesehatannya
karena turut menjadi perokok pasif. Jika terjadi krisis air karena
penebangan hutan, maka perempuan harus berurusan dengan penggunaan air
yang terbatas. Jikaair tercemari limbah, maka perempuan akan dipusingkan
dengan problem penyediaan air bersih dalam melakukan pekerjaan rumah
tangga.
Kenyataan ini membuat perempuan menerima
beban berlipat karena berada ditengah-tengah serangkaian persoalan
yaitu beban pekerjaan dalam lingkup rumah tangga (domestik), beban
pekerjaan di ruang publik serta beban yang ditimbulkkan oleh persoalan
lingkungan dalam melaksanakan tugas baik domestik maupun publik. Jadi,
perempuan harus bagaimana?
Source: Qureta |
Menghadapi persoalan ekologi yang selalu
berujung pada perempuan, sebagai sebuah strategi, perempuan dapat
memulai dari rumah. Menggerakkan seluruh anggota keluarga dalam memilah
sampah rumah tangga menjadi sampah organik dan an organik. Sampah
terpilah lalu diolah, sampah organik menjadi kompos sementara sampah an
organik dapat melalui beberapa cara: re-use (menggunakan kembali) seperti menulis di balik kertas yang masih kosong; mengunakan kantong plastik berkali-kali, atau re-cycle
(mengolah kembali) seperti mendaur ulang sampah koran bekas menjadi
kertas. Melibatkan seluruh anggota keluarga dalam kegiatan merawat
tanaman di kebun, taman atau apotik hidup. Dan yang tidak kalah
penting, meneguhkan gerakan penghematan dalam penggunaan air, listrik
serta gas dalam rumah.
Memulai gerakan merawat lingkungan (seorang teman menyebutnya sebagai heroisme lingkungan) dari rumah adalah bagian kecil dari kontribusi perempuan dalam merawat lingkungan dan dalam skala lebih luas merawat kehidupan. Peran ini, melengkapi peran istimewa (namun bukan peran tunggal) perempuan dalam merawat kehidupan karena telah berjasa melahirkan generasi ummat manusia. Namun buru-buru harus segera saya tambahkan, bahwa sedekah pada alam adalah tanggung jawab bersama antara dua jenis kelamin makhluk ciptaan Allah, baik perempuan maupun laki-laki. Wa Allahu Yahdi ila Sawa’ al-Sabil.
Dr. Hj. Nur Mahmudah, MA
*Pengajar Fiqh al-Nisa’ pada Pondok Pesantren AL-IKHLAS Pati Kota
-------------------------------------------------
PENDAFTARAN SANTRI BARU
PONDOK PESANTREN AL-IKHLAS
PATI KOTA
PATI KOTA
-------------------------------------------------
*Alasan Nyantri - Prosedur - Administrasi
--------------------------------------------
KETIKA PEREMPUAN BERSEDEKAH PADA ALAM
Reviewed by Unknown
on
16.33
Rating:
Tidak ada komentar: